Rabu, 19 Mei 2010

Kebudayaan Jawa

Kebudayaan Jawa


Daerah kebudayaan Jawa dapat dikatakan sangat luas, meliputi bagian tengah dan timur pualau Jawa. Walaupun demikian, ada daerah-daerah yang secara kolektif sering disebut daerah kejawen. Kebudayaan Jawa semula berpusat di Surakarta, tetapi dengan terjadinya Perjanjian Giyati (1755) pusat kebudayaan jawa juga terdapat di Yogyakarta.

a. System keprcayaan atau religi.
Mayoritas masyarakat jawa menganut agama islam, kemudian Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Budha. Orang Jawa juga mempunyai kepercayaan adanya kekuatan yang melibihi segala kekuatan dimana saja yang mereka kenal, yakni kasekten, arwah atau roh leluhur, dan mahluk-mahluk halus seperti memedi, lelembut, tuyul, dedemit, serta jin. Selamatan adalah suatu upacara makna bersama yang telah diberi do`a sebelum di bagi-bagikan. Upacara dapat digolong-golongkan ke dalam enam macam sesuai dengan peristiwa atau kejadian dalam kehidupan manusia sehari-hari.

1. Selamatan dalam rangka lingkaran hidup seseorang, seperti hamil tujuh bulan (mitoni), kelahiran, upacara potong rambut pertama, upacara menyentuh tanah untuk pertama kali (tedak siten), upacara untuk menusuk telinga (tindik), sunat (khitanan), kematian,serta saat-saat setelah kematian.
2. Selamatan yang bertalian dengan bersih desa, penggarapan tanah pertanian, dan setelah panen padi.
3. selamatan yang berhubungan dengan hari-hari serta bulan-bulan islam.
4. Selamtan pada saat-saat tertentu berkenaan dengan kejadian-kejadian seperti membuat perjalanan jauh, menempati rumah kediaman baru, menolak bahaya (ngruwat), dan jani kalau sembuh dari sakit (kaul).

Selain selamatan-selamatan,sering dibuat pula sesajen. Ini adalah penyerahan sajian pada saat tertentu yang ditunjukan terhadap mahluk halus, ditempat-tempat tertentu seperti di bawah tiang rumah, di persimpangan jalan, di kolong jembatan, di bawah pohon-pohon besar, di tepi sungai, dan tempat-tempat lain yang dianggap keramat dan mengandung gaib angker). Di Jawa khususnya di pedesaan ditemukan pula golongan islam kejawen, yaitu golongan yang percaya pada ajran agama islam, tetapi mereka tidak melaksanakan rukun islam yang ke-lima.

1 komentar: